Kamis, 20 Mei 2010

Pelajaran 21 Yesus Mewartakan Cinta Tanpa Pengkotakan


Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat
  1. Menceritakan kembali kisah tentang rorang yang mencintai tanpa pandang bulu
  2. Mengungkapkan pendapatnya tentang perwujudan cinta tanpa pengkotakan
  3. Menjelaskan ajaran Yesus tentang cinta tanpa pengkotakan sebagaimana tersirat dalam kutipan teks Kitab Suci (Luk 10: 25-37)
  4. Menyebutkan contoh perwujudan ajaran Yesus tentang cinta tanpa pengkotakan dalam hidup sehari-hari
Ringkasan Materi
Semua orang berkeinginan dapat mencintai sesama tanpa pandang bulu dan dengan setulus-tulusnya tanpa pamrih. Tetapi kebanyakan orang mencintai sesama berdasarkan alasan atau motivasi tertentu. Umumnya seseorang mencintai karena orang tersebut telah "menguntungkan" hidup mereka, telah "memberi sesuatu"kepada mereka. Dengan demikian tindakan cinta mulai terkotak-kotak. Orang mencintai sesama yang sama agama, satu suku, satu pandangan, satu tujuan dll. Cinta macam ini menjadi akar dari masalah ketidak harmonisan dalam relasi antar sesama.

Yesus semasa hidupnya hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana cinta yang terkotak-kotak masih dipraktekan. Cinta diukur berdasarkan hal-hal yang sifatnya dangkal misalnya segolongan, sedarah, sepaham, status sosial, tidak mengkritik pandangannya dll. Maka, orang yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut otomatis akan disingkirkan dan dikucilkan serta dinajiskan. Cinta yang terkotak-kotsk terlihat dalam kasus-kasus yang diceritakan oleh Injil misalnya Kisah Zakeus, Kisah perempuan yang kedapatan berzinah, orang berdosa dll.


Yesus tidak mengenal cinta yang terkotak-kotak seperti di atas. Yesus amat mencintai mereka. Yesus makan bersama dengan orang-orang yang dianggap pendosa, orang-orang yang tersingkir. Sikap Yesus yang demikian membuat orang-orang bertobat dan tidak berbuat dosa lagi, misalnya kisah Zakeus, Perempuan yang tertangkap sedang berzinah. Yesus menyembuhkan orang sakit bukan mengutuknya, Yesus mengampuni kesalahan bukan menghukumnya. Yesus menyelamatkan semua orang dengan tanpa pandang bulu. Yesus melihat bahwa pada hakikatnya cinta itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Jika kita mencintai orang lain, maka kita sesungguhnya berusaha bagaimana agar orang yang yang dicintai itu bahagia. Cinta itulah yang disebut cinta sejati. Cinta sejati mengandaikan seseorang untuk rela berkorban demi orang yang dicintainya. Hal ini diperlihatkan oleh Yesus sendiri dengan kerelaanNya berkorban demi cintaNya pada manusia.

Cinta sejati bukanlah monopoli agama tertentu atau bangsa tertentu. Cinta sejati dapat dimiliki oleh semua orang. al ini dapat dikembangkan bila orang sadar bahwa dirinya telah dicintai Allah dan Allah mencintai tanpa pandang bulu. Maka sebagai anak Allah, semua orang dipanggil menjadi duta Allah menebarkan cinta sejati bagi semua orang.

KUTIPAN


Orang Samaria Yang Baik Hati
(Luk 10: 25-37)
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli taurat untuk mencobai Yesus, katanya: Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat?" Apa yang kau baca di sana?" Jawab orang itu "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Kata Yesus kepadanya: "jawabanmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup. Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang it, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh rasa belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiramnya dengan minyak dan anggur. Kemudia ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangan sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, akuakan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan padanya. "Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

2 komentar:

  1. yang penting jangan dipikirkan,tetapi dihayati ,dan lebih penting dilakukan.

    BalasHapus
  2. yang penting jangan dipikirkan,tetapi dihayati ,dan lebih penting dilakukan.

    BalasHapus